Hal ini membuat aku menjadi seorang pesakitan... kenapa aku tidak bisa melupakan mantan pacar ku ??? Kenapa rasa sayang & cinta itu masih sangat besar di hatiku..??? (Kejadian itu dah terjadi 11 th yg lalu, kami putus karena berbeda keyakinan) Pengen rasanya waktu bisa berputar kembali... tapi...*gak mungkin* Pikiran yang masih terus mengganggu ku s/d saat ini, "apakah aku berdosa kalau dulu pernikahan kami terjadi karena keyakinan kami berbeda ?????" Apakah ini juga suatu bentuk penyesalan saya yang paling dalam ya ? aaaccchhh.. *pertanyaan yang bodoh ya* Aku ibu dari 2 anak2 yang lucu2 dan pintar, istri dari suami yang bertanggung jawab & sayang kluarga... Tapi koq ya bisa dikatakan aku tidak bersyukur dengan harta yang paling berharga yang dah Tuhan kasih ke aku....????
Aku masih bertemu dengan mantan ku.. walaupun itu jarang sekali (karena kami tinggal berlainan kota)... ya... ya...aku tau itu dosa besar.. Tapi aku gak bisa kuasa ntoek menolak pertemuan itu... Setiap sesudah pertemuan itu.. aku pasti menangis dan mengalami sedih berkepanjangan.. knapa...knapa... knapa.....? & kata2 itu yang terus muncul dalam benakku.. *Lord pls forgive me*
Aku ingin sekali bisa berubah untuk bisa melupakan mantan ku itu.. & benar2 tulus mencintai & menyayangi suamiku yang amat sangat mencintai & menyayangi ku....
Saya kenal seorang ibu 3 anak yang juga mengalami apa yang anda alami. dengan 3 anak yang sudah besar bahkan yang satu sudah kuliah, dia masih memendam cinta kepada mantan kekasihnya dulu. Saya kenal dekat dengan ibu 3 anak ini. salahkah memiliki perasaan seperti itu? tidak juga, kerena soal perasaan memang urusan yang sangat personal dan itu hak masing-masing individu.
masalahnya, sekarang anda bukan lagi individu yang bebas dan bisa menentukan sendiri kehendak hati anda, karena anda sudah terikat pernikahan dengan pria lain, ayah dari anak-anak anda yang syah secara hukum positif maupun hukum agama. sekarang anda punya kewajiban kepada suami dan anak-anak anda.
Pilihan ada ditangan anda, apakah anda mau mengejar hak anda untuk terus berhubungan dengan mantan anda (walaupun anda merasa bersalah setelahnya), ataukah anda memilih lebih mengutamakan kewajiban anda sebagai seorang ibu dan seorang istri? apakah anda memilih untuk mengikatkan diri dengan masa lalu anda, atau lebih memilih memperjuangkan masa depan anda untuk suami dan terutama untuk anak-anak anda?
Hidup ini memang pilihan, setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Andalah yang harus menentukan pilihan mana yang akan anda ambil, pilihan terbaik untuk saat ini dan masa depan anda dan keluarga anda.
Ibu yang saya hormati mohon maaf sebelumnya,bukan maksud saya untuk menggurui ibu.
Menurut saya hidup adalah pilihan,dimana manusia itu sendiri yang menentukan pilihan hidupnya dan jalan mana yang akan dia tempuh. Ketika kita dilahirkan kita telah diberi otak untuk berpikir,sehingga kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk.begitu juga denagan ibu,ibu pasti tahu mana yang baik dan kurang baik.kita makluk individu,dimana menurut saya baik belum tentu menurut ibu dan orang lain baik,begitu juga sebaliknya.tapi coba ibu berpikir jika ibu melihat orang lain menjalani pilihan hidup seperti apa yang ibu jalani sekarang maka apa yang ibu pikirkan tentang orang tersebut? dan menurut ibu apa yang akan ibu lakukan jika jadi dia?,maka begitu juga sebaliknya,orang lain pun berpikir demikian tentang ibu. kadang kita perlu mencoba berpikir dan merasakan jika kita jadi orang lain dan jika kita melihat orang lain seperti kita,mungkin dengan demikian kita bisa mendapatkan jawaban apa yang kita pertanyakan
Saya sangat berterima kasih sekali untuk tanggapan dan masukan yang diberikan kepada saya.. Sebenarnya melegakan sekali menerima tanggapan dari Bapak & Ibu.. karena masalah saya ini klasik sekali ya...!! Ya.. memang hidup adalah suatu pilihan.. Saya tau betul kalau saya adalah NOL BESAR... & saya termasuk seorang PECUNDANG...!!
Sebenarnya saya sudah berusaha untuk melupakan mantan.. dan saat ini saya sudah bertekad untuk tidak menghubungi dia ataupun bila dia menghubungi saya, seperlunya saja yang akan saya jawab ataw tidak sama sekali.. Mungkin bagi orang lain akan mengatakan... "ach.. begitu saja susah amat sih untuk dilupakan..??" "Masa lalu ya masa lalu tinggal dirobek & dibuang" Terus terang saya ingin sekali membuang masa lalu saya, saya ingin sekali menganggap masa lalu saya itu sampah.. tapi kenyataannya semakin besar keingingan tersebut malah semakin besar pula rasa kangen pada masa lalu itu... Begitulah kenyataan yang saya alami begitu berat bagi saya menjalani hidup akhir2 ini karena pikiran dan tenaga saya sangat terobsesi dengan masa lalu tersebut.(Tapi bukan berarti pula saya menelantarkan keluarga saya.. hal tersebut tidak pernah saya lakukan).
Perlu diketahui saya tidak pernah merasakan cinta yang begitu mendalam ke seorang pria selain dengan mantan.. & saya rasakan saat ini hati saya sangat perih & menjadikan saya menjadi seorang pesakitan.. yang amat sangat menyiksa lahir & batin saya... saya merasa lelah & hampa. Apakah dalam tahap ini saya butuh seseorang seperti psikolog atau seorang hamba Tuhan ?
Terus terang beberapa hari belakangan ini saya mulai mendekatkan diri kepada Tuhan, berdoa & menangis agar Tuhan mau mengampuni dosa saya & menjadikan hati saya baru, hidup saya baru & menyucikan hidup saya & agar cinta & kasih saya benar2 tercurah kepada suami saya seorang.... Selain itu saya juga sedang mencari tahu seorang pembimbing rohani yang bisa mendoakan saya untuk menenangkan, meneduhkan hati & pikiran saya.. saya betul2 ingin terbebas dari ikatan ini... Saya gak ingin tersiksa lagi dengan hidup yang saya jalani sekarang... Saya ingin merasakan hidup bahagia bersama dengan orang2 yang saya kasihi & yang mengasihi saya....
emang susah sih lupain mantan.mungkin si mantan itu cinta sejati ibu kali.. tapi ya..........cinta sejati ga selamanya berlanjut jadi suami. ibu sekarang pikirin aja keluarga ibu.trus ibu pikirkan apa yang udh suami ibu berikan sama ibu.belum tentu mantan ibu itu bisa ngasih. sekarang ibu cintai saja keluarga ibu.apa yang ibu lakukan dengan mencoba tidak menerima telpon dia lagi itu udah bagus.