Forum Curhat

Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Saya ingin menjadi orang yang gentle dan berani, bukannya terus mengalah!
Putra

Date:
Saya ingin menjadi orang yang gentle dan berani, bukannya terus mengalah!
Permalink  
 


Hallo Semua,

Saya mempunyai masalah seperti ini:

Ketika masih kecil saya ada dibawah bayang-bayang seorang kakak yang pemberani dan jagoan.

Saya katakan demikian karena walaupun badannya kecil, namun setiap kali berantem dia selalu menang. Bahkan teman berantemnya biasanya terkena telak.

Dia pernah berlatih beladiri sewaktu kecil dan memang kalau menembak atau bermain game titis (tepat) orangnya.

Nah masalahnya, dia suka sekali mengejek adik-adiknya, termasuk saya.

Beberapa kali sewaktu kecil saya diejek dan menjadi sangat marah namun saya tidak berani melawan, padahal dalam hati saya sangat marah sekali.

Nah ketika besar, ternyata masalah ini berdampak, walaupun secara fisik saya lebih besar dari dia, namun ketika saya diperlakukan dengan tidak adil oleh orang lain, saya tidak melawan, padahal dalam hati saya tidak terima.

Sebagai contoh, pernah sekali, saya dengan adik mobil kami ditabrak orang, jelas posisi kami sangat benar, adik perempuan saya merasa tidak terima, padahal dia sangat sabar (plegmatis).

Yang nabrak adalah dua pria, dengan tubuh yang kekar, entah kenapa, saya kemudian tidak mempermasalahkan hal itu dan mengajak adik saya berlalu saja.

Terus terang itu membekas, karena adik saya merasa agak kecewa, karena maksud dia adalah paling tidak bagaimana solusi dari mereka, karena posisi kita benar.

Kini saya punya masalah sudah beberapa tahun, di depan rumah saya, ada beberapa orang dari desa tinggal, pendidikan mereka rendah, dan mereka pekerja kasar ( rumah mess ).

Nah masalahnya entah kenapa, mereka suka memandang ke saya setiap saya keluar rumah.

Dan mereka suka bergerombol ngobrol sampai malam depan rumah.

Dalam hati saya sangat tidak bisa terima dan marah, namun saya tidak bisa apa apa.

Pernah beberapa kali kemarahan itu hampir meledak, dan jika seperti itu, maka saya akan sangat marah dan tidak ingat lagi apapun akibatnya, saya bisa saja, tantang mereka dan ajak mereka berkelahi sampai sehabisnya.

Nah, saya bingung, karena sampai sekarang mereka masih suka bicara dengan keras, sehingga dari dalam rumah saya dengar, bahkan seringkali sampai malam.

Saya ingin menjadi seperti kakak saya, menjadi jagoan dan menantang mereka, jika mereka tidak bisa dibilangi.

Namun sampai sekarang saya belum bilang ke mereka bahwa mereka bicara tertalu keras.

Nah masalahnya, mereka tahu saya marah, tapi mereka tidak tahu saya marah karena apa, sehingga mereka terus saja begitu.

Jadilah saya semakin tertekan, oyah kakak laki saya sudah keluar rumah dan menikah.

Jadi saya pria sendiri dalam rumah bersama ortu.

Usia saya sekarang diatas 30 tahun, ada keinginan untuk belajar beladiri lagi.

Saya sangat ingin menjadi seorang yang gentle, ketika saya benar, tidak peduli seberapa besar orang yang saya hadapi, maka saya berani langsung katakan di depannya, apapun konsekuensinya.

Terus terang saya tertekan, karena seperti mempunyai dua kepribadian, di satu sisi saya marah dan nggak terima, di satu sisi, saya banyak nggak melawan dan hanya diam, kecuali, jika sudah sampai marah besar.

Dan ini tentu tidak bagus efeknya, karena saya harus sangat marah dulu baru saya memberikan perlawanan.

Terima kasih mas atas solusinya!

__________________
Putra

Date:
Permalink  
 

Tambahan dikit, setelah saya baca kembali, saya ada menulis, mereka orang desa, pendidikannya rendah, bukan maksud saya mengatakan bahwa orang desa pendidikannya rendah, namun hanya dalam kasus saya ini, kebetulan orang-orang itu berpendidikan rendah, sehingga kalau bicara, nggak peduli orang lain suka atau nggak dan agak kurang sopan.

Thanks!

__________________
Tarjum

Date:
Permalink  
 

Putra, saya selalu kagum pada tokoh idola saya, yang lemah lembut, penuh kasih sayang namun tegas dan sangat kuat. kelembutan dan keluhuran akhlaknya mampu menaklukan kerasnya kehidupan liar di padang pasir jajirah arab pada abad ke enam masehi. Dialah Muhamad Sang Nabi. Dia dikenal bukan karena kegagahanya, kehebatanya dalam berduel atau bermain pedang, tapi justru karena kemuliaan akhlaknya, kejujuranya, kesabaran dan keteguhan jiwanya. Ketika diejek oleh kaumnya bahkan dilempari kotoran binatang dan diludahi bukannya marah-marah atau menantang berduel, dia malah tersenyum dan dengan tulus memaafkan kebodohan mereka.

Menurut saya, keberanian sesungguhnya bukan dengan menonjolkan kemampuan fisik, tapi kemampuan mengendalikan diri dan bertindak dengan tenang disaat emosi sedang memuncak. Jika anda merasa terganggu dengan tingkah tetangga anda, saya pikir ada baiknya anda mencoba bicara dengan tenang dan penuh penghargaan kepada mereka. Ngobrol santai sambil minum kopi atau menikmati hidangan ringan dengan mereka. Mungkin mereka juga akan memahami keluhan anda dan akan menghargai hak anda. Jika anda bisa memahami dan menghargai mereka, mereka akan malu jika sampai mengganggu ketenangan anda.



__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard