saya lega akhirnya saya bisa minta pendapat kepada seseorang yg pernah mengalami depresi.. cerita berawal dari 2 thn lalu, saya sedang perjalanan naik kereta api ke kantor, tiba2 saya merasakan perasaan cemas: tubuh lemas, jantung berdebar, kepala melayang (pusing) merasakan hampir jatuh pingsan.. setibanya di kantor lalu saya periksa ke dokter, dokter menganggap sebagai gejala vertigo, vertigo? itu yg terbesit dalam pikiran saya... saya merasa diri saya sehat, makan saya diatur, tidur pun diatur, apalagi makan saya sangat menjaga makanan, saya pun olahraga teratur.... dengan istirahat sebentar rupanya itu tidak membantu, jantung saya berdebar keras, sayamulai berpikir saya terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dll nya... saya takut mati. saya merasa dosa saya banyak..saya teringat akan dosa saya yg saya perbuat terhadap istri saya, saya melakukan selingkuh (tidak berhubungan badan) ttp menyukai bbrp wanita, saya anggap ini sebagai suatu keberhasilan jika saya bisa menarik lawan jenis saya dan mengaku mrk pun mencintai saya, setelah itu saya akan lepaskan....peristiwa terakhir itu membuat saya stress, dimana si wanitatidak mau diputuskan, yg ada mulai mengacam akan bunuh diri dsb...tapi saya berkeras utk memutuskan (sekali lagi saya tidak melakukan hubungan badan dengan wanita selain istri saya) akhirnya dia mau mengerti dan melepaskan saya... pada waktu perasaan cemas itu datang saya merasa seperti orang penyakit panic disorder, saya bingung apa yg terjadi pada diri saya, apakah ini hukuman Tuhan buat saya..saya sangat tertekan-sangat tertekan: keringat dingin, jantung berdebar, cemas utk mati (saya merasa belum siap). Saat itu saya berpikir saya harus mengaku segala kesalahan saya kepada istri saya....dengan jiwa besar saya mengaku seluruh kesalahan saya...hasilnya: istri saya nangis dan marah...sejadi-jadinya. saya menjadi lebih frustasi...singkat cerita saya berobat ke berbagai dokter utk menanyakan penyakit saya. dari dr umum sd jantung..mrk katakan saya normal... akhirnya saya putuskan utk berobat ke psikolog...berobat ke psikolog hanya diberikan jawaban: hindari masalah....sementara saya sendiri berada dalam lingkungan yg tidak mungkin harus jauh dari masalah ...(tempat bekerja) lalu saya pergi ke psikiater..oleh psikiater saya di beri obat..tetapi obat itu justru membuat saya lebih cemas..janutng berdebar, pikiran saya mulai tidak rasional: merasa akan mati, tubuh lemas dll. saya langsugn ke dokter syaraf, saya kira saya mau kena stroke.. dr bilang gak ada...kamu hanya cemas (itu sangat menolong), akhirnya saya pergi psikiater tempat lain ..diberikan obat ...lumayan tenang....tetapi ini membuat saya menjadi tergantung....saya suka curhat sama kakak saya (kebetulan kerja di rs) lalu dia mengatakan obat yg bisa menyembuhkan sakit jiwa itu iyalah diri kita sendiri...saat itu juga saya putuskan berhenti berobat..saya obati dengan diri sendiri....saya mencoba lebih rasional...lebih religius, fokus ke keluarga...(istri sudah mulai memaafkan)...akhirnya 2 thn belakangan sudah mulai sehat...berat badan saya mulai naik..dan terlihat lebih sehat... namun 2 bulan terakhir ini muncul kembali rasa cemas tersebut..saya mencoba analisa apakah penyebabnya...saya lihat skedul kerja saya..saya atur kembali ritme kerja saya, saya pilah2 mana yg lebih dulu dikerjakan....hasilnya lumayan baik....tetapi kembali rasa itu muncul, ini membuat saya frustasi kembali..apa yg salah terjadi dalam hidup saya...apakah saya tidak boleh hidup norma seperti orang2 lainnya? saya iri kadang2 kepada mrk yg hidupnya senang..tidak ada beban..... tidak ada rasa cemas: takut mati, takut sakit jantung, stroke dlll.....
sobatku Tarjum.... apakah ada saran buat saya? terimakasih atas masukannya
Kecemasan, rasa takut, khawatir, tertekan bisa dialami oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang paling positif sekalipun, itu sesuatu yang sangat manusiawi. cuma mungkin kadarnya yang berbeda-beda, kecemasan bisa naik bisa turun. Anda sebenarnya sudah bisa mengendalikan diri dan keadaan lingkungan keluarga anda, itu sudah bagus. klo perasaan2 negatif itu muncul lagi, tak usah terlalu cemas, coba analisa penyebabnya lalu tanggulangi secepatnya. lama-kelamaan perasaan negatif itu akan hilang, kalah oleh perasaan positif yang terus anda pupuk. Perluas wawasan dan pengetahuan, karena ketakutan dan kecemasan kadang disebabkan karena ketidak tahuan kita tentang suatu masalah yang menimpa kita. perbanyak bergaul, dari pergaulan kita bisa membuat perbandingan, ternyata masih banyak orang lain yang kondisinya lebih buruk dari kita.
jangan terlalu mencemaskan penyakit fisik yang anda derita, karena jika anda berpikir positif, akan sangat membantu proses penyembuhan penyakit fisik yang anda alami. coba lebih rajin berolahraga untuk menajaga kebugaran fisik dan psikis. jangan lupa berdoa, memohon kepada-Nya, kesembuhan dan kedamaian jiwa dan raga.
Itu dulu saran dari saya, silakan anda tulis lagi di forum ini jika masih ada yang kurang jelas. atau kunjungi juga situs psikologi saya, www.sivalintar.com. semoga kondisi anda menjadi lebih baik.
terimakasih atas masukannya, saya akan coba saran anda utk memperbaiki dan lebih berpikir positif dan menganalisa sebab dan menuntaskannya sesegera mungkin dengan pikiran positif..
apakah anda membuka praktek psikologi? klo ada sebenarnya saya ingin sekali berkunjung utk bertukar pikiran
Klo buka praktik psikologi nggak, soalnya saya bukan psikolog..he..he.. Tapi klo ada teman atau siapa saja yang mau sekedar ngobrol, berbagi pengalaman atau sharing, silakan. Rumah saya terbuka untuk siapa saja. Klo kebetulan Dani lewat ke Subang, silakan mampir ke rumah saya.
Nama Internet saya adalah Anta Samsara, walaupun nama saya yang sebenarnya bukan itu. Saya berusaha menghindari stigma yang dahsyat yang mendiskriminasi penderita skizofrenia selama ini. Saya telah menderita skizofrenia selama 9 tahun (sejak 1999), gejala utama yang saya alami adalah halusinasi dengar (saya terus-menerus mendengar suara yang meledek saya). Saya telah berusaha melepas obat dan berobat ke beberapa pelayanan kesehatan tradisional. Namun apa mau dikata, saya bukannya sembuh, saya malah bertambah parah dan halusinasi saya semakin banyak. Saya tidak tahan, dan akhirnya saya kembali ke pengobatan psikiatrik (yaitu minum obat kembali), selain karena alasan tidak sembuh, alasan lain kembali ke medikasi adalah karena pengobatan tradisional memperlakukan penderita secara tidak manusiawi. Pemandangan penderita skizofrenia yang dikurung di kandang atau dipijat hingga menjerit-jerit minta tolong menjadi makanan sehari-hari. Saya tidak tahan, maka saya kembali berobat ke psikiater yang lebih punya wawasan kemanusiaan (kini saya berobat di RSCM). Adalah kemiskinan yang menghalangi saya untuk mendapat obat yang terbaik. Saya menggunakan obat Risperidone selama beberapa waktu, dan dapat saya rasakan bahwa saya takkan sembuh sempurna dengannya. Saya membutuhkan obat yang dapat mengatasi permasalahan orang yang tak mempan dengan antipsikotik klasik. Saya membutuhkan Clozapine, walaupun saya tahu dari Internet dan beberapa bacaan bahwa Clozapine ini punya efek samping menurunkan jumlah sel darah putih (agranulositosis), bahkan MIMS Indonesia jelas-jelas mencantumkan bahwa Clozaril (salah satu merek dagang dari Clozapine) dapat menyebabkan kematian mendadak. Akhirnya tahun ini saya ikut penelitian obat Bifeprunox dari Perusahaan Lundbeck, Denmark. Saya berharap dapat sembuh sempurna dengan obat ini, walaupun pada saat ini hasilnya belum terlihat. Saya selalu berempati terhadap penderitaan orang lain yang juga menderita skizofrenia, karena itu saya ingin agar para penderita skizofrenia mengetahui apa itu skizofrenia. Pada tahun kemarin saya mendirikan Milis Skizofrenia di Yahoo Groups (groups.yahoo.com/group/skizofrenia_indonesia), tahun ini saya membuat Blog Skizofrenia (skizo-friend.blogspot.com), walaupun jika orang lain melihatnya mungkin akan seperti orang yang setengah hati karena sejak November 2007 tak pernah bergerak dari 7 pesan, bahkan Blog Skizofrenia saya nampaknya tidak memberikan keterangan yang komprehensif mengenai gangguan jiwa tersebut. Namun tahun ini nampaknya banyak kemajuan. Pada bulan Oktober 2008 saya diterima menjadi anggota Gugus Tugas Nasional Pembangunan Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia (kelompok yang disponsori Depkes, yang bertugas untuk memberikan usulan kepada Pemerintah mengenai kebijakan kesehatan jiwa di Indonesia), tepat sehari setelah saya memberikan testimoni di Seminar di Universitas Atmajaya. Pada akhir bulan itu saya diundang dalam pertemuan di Bandung. Sesaat sebelum saya menulis ini, saya bermaksud mengajak Kang Tarjum (dan juga mungkin Kang Dani) untuk bergabung di Yayasan Jiwa Sehat yang sedang kami bentuk bersama beberapa elemen mayarakat. Dalam forum ini kami berencana untuk mengadakan pertemuan berkala, group therapy, serta mendirikan website (yang memberikan informasi yang komprehensif mengenai gangguan jiwa). Sayangnya Kang Tarjum masih tinggal di Subang. Sayang sekali. Seandainya ia tinggal di Jabotabek tentunya Kang Tarjum dapat bergabung ke yayasan kami. Adalah merupakan kebahagiaan tersendiri jika seorang pendiri website psikologi menjadi salah satu anggota kami. Dalam pertemuan terakhir, kami sepakat bahwa tak ada dikotomi antara penderita dan bukan penderita. Kami menyebut diri kami "aktivis kesehatan mental". tanggal 19 November ini kami akan bertemu lagi untuk membahas AD/ART yayasan, kami berencana mengambil teladan kepada Yayasan Jantung Sehat dan Yayasan HIV/AIDS yang telah bertahan cukup lama. Saya, sebagai penderita skizofrenia, merasa bersyukur, karena saya tak usah mencari forum lain untuk sekedar berbagi pengalaman. Mungkin Anda berminat bergabung dengan Yayasan ini silakan hubungi saya di anta_samsara@yahoo.co.id