Beberapa waktu yang lalu ada seorang pemuda yang mengirim email dan meminta saran kepada saya sehubungan dengan problem yang dihadapinya. Berikut emailnya:
Saya ingin memperkenalkan diri saya dulu. Nama saya MM, umur 27 tahun. Saya mengalami seperti apa yang Mas Tarjum alami. Bedanya Mas Tarjum sudah sembuh, saya masih belum, tersiksa sekali. Saya dahulu seperti Mas Tarjum, hampir selalu juara kelas di SD. Kepercayaan diri saya terus turun saat mulai SMP, semakin banyak teman dengan banyak karakter. Saya tidak bisa menerima keadaan diri saya yang berkulit item dan kurus, bahkan untuk saat ini. Saya pernah kuliah, tapi tidak sampai selesai. Beruntung saya bisa kuliah lagi dan selesai walaupun cuma D3. Kenapa tidak selesai waktu pertama kali kuliah? Dulu itu mungkin akumulasi dari rasa rendah diri yang bertahun-tahun sudah ada. Waktu itu saya merasa setiap orang yang sedang ngobrol, saya merasa mereka sedang membicarakan saya. Apabila rasa itu sudah ada, saya jadi pusing, jantung berdebar. Saya sudah pernah ke psikolog dan psikiater, tapi sampai sekarang saya masih merasakan itu. Bahkan saat saya sedang menulis email inipun rasa itu masih ada. Keadaan ini diperparah karena saya belum kerja. Sudah berusaha kemana-mana, tapi belum dapet. Saya minta bantuan atau saran dari Mas Tarjum bagaimana saya mengatasi ini. Saya seringkali merasa capek. Kadang-kadang ingin bunuh diri. Tidak ada yang mengerti saya. Saya sudah berusaha untuk terbuka dengan mengatakan ini kepada kakak2 saya, tapi mereka nggak mengerti. Tolong.
Saran Saya Untuk Mas MM:
Mas MM, saya dulu sangat rendah diri karena tubuh saya kecil dan pendek. Selain itu saya juga kurang bisa bergaul dengan baik di sekolah maupun di rumah. Untuk meningkatkan kepercayaan diri kita harus meningkatkan kemampuan diri. Kita harus menggali potensi tersembunyi yang kita miliki, memupuk dan mengembangkannya. Saat sekolah selain prestasi akademis saya tidak punya keahlian lain yang bisa dibanggakan, dalam bidang olahraga misalnya. Saat kelas tiga SMA saya tertarik menekuni olahraga Bola volley. Untuk mempercepat pertumbuahan badan saya juga rajin renang. Usaha saya erhasil, pertumbuhan fisik saya cukup pesat, saya juga menjadi pemain inti di team volley desa. Team kami sering menjuarai turnamen volley di tingkat kecamatan. Prestasi di bidang olah raga ini ternyata mampu mengangkat kepercayaan diri saya. Keterbatasan atau kelemahan yang anda miliki harus menjadi motivasi besar untuk mendorong anda mengembangkan potensi yang anda miliki. Potensi diri yang selama ini mungkin tersembunyi dan tak anda sadari. Seakan-akan anda berkata pada diri-sendiri:
“Badan saya memang kurus dan hitam, tapi saya bisa berlari secepat kijang di lintasan atletik.”
“Badan saya memang kurus dan hitam, tapi saya punya suara emas yang akan membuai telinga setiap orang yang mendengarkannya.”
Jadikan ejekan, cemoohan atau hinaan orang sebagai bara api yang akan semakin mengobarkan semangat anda untuk menunjukan kemampuan anda yang sebenarnya. Penampilan fisik bukan segala-galanya, yang terpenting adalah apa yang ada didalamnya. Pesan saya, jangan sekali-kali putus asa atau menyerah! Tunjukan siapa diri anda yang sebenarnya. Semoga sukses Mas MM.
Anda sekalian pengunjung sivalintar.com, ingin memberi saran dan masukan untuk mas MM? Silakan sampaikan di form ini.