Forum Curhat

Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: dilema all the time
Anonymous

Date:
dilema all the time
Permalink  
 


saya anak perempuan tunggal. Sejak ayah saya meninggal th 01,sy hanya tinggal ber2 dg ibu. Semenjak itu kita selalu kemana2 ber2,hubungan kami sangat dekat..saya dan ibu saling menyayangi walaupun tidak jarang kami juga bertngkar. pada saat pertengahan saya menjalani kuliah, saya berpacaran dengan pria dan cukup memiliki tujuan yg serius. Dia 2 thn lbih tua dari saya,kami saling menyayangi kami merasa cocok satu sama lain.Namun keseriusan saya berhubungan dgn pcr saya menjadikan ibu saya cemas,karena pcr saya tinggal di luar kota,dan ibu saya mengatakan bahwa dia krg setuju krn menurutnya dia krg sreg dgn pcr saya. namun stelah itu,saya baru mengetahui dari ibu bahwa beliau krg setuju karena mungkin saja pada suatu saat nanti saya dan pcr saya menikah,saya akan "dibawa" no.gifdan akan meninggalkan ibu sendirian. Awalnya saya tahu mungkin itu hanya kekhawatiran seorang ibu saja,karena kami sangat dekat dan tergantung satu sama lain,tidak terbayangkan kalau suatu saat kami berpisah. Setelah saya beri pngertian bahwa saya tidak akan mungkin tega meninggalkan ibu sendiri,beliau sedikit tenang. akhirnya saya dan pacar menjalani hubungan dgn tenang pula karena merasa sudah direstui oleh ibu. Setelah 3 tahun kami berpacaran (walaupun sempat putus karena ibu sering bermasalah dgn pacar,menurut saya karena ketakutan berlebih ibu, bahwa pacar akan merebut saya nanti,jadi ibu selalu berpikiran negatif. akhirnya pacar mengalah dan mungkin cape merasa dirinya tdk pantas untuk saya dan tidak direstui oleh ibu) hubungan saya dan ibu turun naik,sering kami bertengkar hanya karena ibu ingin saya memilih calon suami yg tinggal 1 kota dgn saya,jadi beliau tidak akan takut lg merasa ditinggalkan. Sampai saatnya pacar melamar saya dan meyakinkan ibu bahwa dia tdk akan "mengambil" saya begitu saja,dia akan menyayangi saya dan menyayangi ibu juga. Dia akan pulang  setiap weekend ke rumah saya,dia tidak masalah tinggal terpisah dgn saya setelah kami menikah. Ibu juga akhirnya setuju dan memberi saya ijin agar sewaktu-waktu saya krmh calon suami(yang masih tinggal dg ortunya) setelah saya menikah. Akhirnya ibu memberikan restu pada kami, dan kami menikah. Sekarang usia pernikahan kami belum mencapai 2 bulan. Awalnya saya sangat bahagia ibu bisa memberi restunya,tetapi semenjak seminggu menikah, rasa ketakutan ibu semakin menjadi. Beliau merasa bahwa suatu saat harus melepaskan saya,dan setiap beliau memikirkan hal itu,kami selalu bertengkar,karena beliau terus menerus berpikiran buruk terhadap saya dan suami, bahwa kami akan meninggalkan beliau sendirian. sesuai janji,suami saya pulang setiap weekend,pernah juga beberapa hari dalam 1 minggu, saya menemani suami di rumahnya,dan saya sangat bahagia bisa berdekatan dgnnya,tapi di satu sisi saya pun cemas dan khawatir tentang perasaan ibu. Setiap saya pergi,saya disangka mmg saya ingin bersama suami terus,tidak mau bersama ibu,karena skrg saya sudah menjadi istri orang. Setiap saya plg krmh pun kadang-kadang kami bertengkar hanya karena ibu merasa diabaikan,karena setiap suami pulang weekend,saya selalu menemani dan menghabiskan waktu bersama suami. Padahal sebagai penagntin baru juga saya ingin merasakan indahnya saat2 bersama suami setiap saat. saya protes,saya merasa tidak bersalah jika saya menemani suami pada saat suami pulang,toh setiap weekdays saya setiap hari bersama ibu,bahkan kami masih tidur bersama seperti sebelum saya menikah. jadi tak ada salahnya, karena saya jarang bertemu suami. saya jadi bingung membagi diri saya,saya tdk mau menyakiti keduanya. saya harus bagaimana menghadapi dilema seperti ini,help! saya tdk mau berpisah dgn ibu,tapi saya pun ingin bersama suami. Sepertinya suami tidak mungkin pindah kerja, karena dia sudah mulai mapan dan memantapi karirnya di sana,tidak mau mengambil resiko. Sedangkan ibu dan saya pun tidak ingin jika suatu saat kami berdua pindah mengikuti suami ke kotanya. Tolong, saya lelah dgn situasi seperti ini. frustrated.gifsaya sangat menyayangi ibu,tidak terbersit di benak saya untuk jauh dan berpisah darinya..saya juga menyayangi suami,dia sangat pengertian dan mau mengalah membiarkan kami hidup terpisah karena kami sayang ibu,tidak ingin membuat ibu sedih...  tapi knp ibu selalu saja berpikiran saya terlalu membela suami,bagaimanapun katanya ibu yg melahirkan saya banyak pengorbanannya,tidak ada mantan ibu sampai kapanpun.. sampai2 pernah suatu saat karena bertengkar,dan ibu emosi,beliau mengucapkan kata2 yang membuat saya sangat sakit hati crying: "mama gpp klopun kamu cerai! daripada kondisinya terus begini,anak durhaka! lebih membela suami daripada ibu sendiri! astaga! saya sangat bingung dan shock dgn perkataan ibu... tega2nya mengucapkan kata2 yang membuat saya down...walaupun emosi,tapi tetap saja saya tidak terima... apakah saya ga bisa mendapatkan kebahagiaan setelah menikah??? knp jadinya begini? padahal semuanya atas ijin Tuhan YME akhirnya saya menikah dengan suami saya pun. saya tidak menyesal..tapi saya bingung menghadapi ibu.....please helpfear.gif

__________________
Anonymous

Date:
Permalink  
 

Sebelum saya memberi masukan, saya mau tanya dulu, apakah anda seorang muslim?

Maksud saya, jika anda seorang muslim saya akan memberikan tanggapan dengan pendekatan islami dan lebih spesifik.

Jika anda non-muslim, saya akan memberi tanggapan dengan pendekatan yang lebih umum.

Saya tak bermaksud diskriminatif dan membedakan antara muslim dan non muslim, sama sekali tidak!

sekian, terima kasih.

 



__________________
Tarjum

Date:
Permalink  
 

Apa yang anda alami pernah dialami teman saya. Karena kedekatan sang ibu dengan putrinya, setelah menikah sang ibu takut anak kesayangannya meninggalkannya. Padahal ibu mertua teman saya tersebut punya dua anak dan suaminya masih mendampinginya. Saya faham kekhawatiran ibu anda yang sudah tak memiliki siapa2 kecuali anda yang mungkin saja (menurut dia) juga akan meninggalkannya. Saat anda bersama suami dia merasa diabaikan, saat anda pergi ke rumah suami dia khawatir anda akan meningalkannya. Kekhawatiran itu wajar sebenarnya, tetapi menjadi tidak wajar jika kekhawatiran itu berubah menjadi ketatukan yang berlebihan. Ketakutan itu sudah menyiksa pikirannya dan mengganggu hubungan anda dengan sang suami. 

Masalah anda sebenarnya satu, meyakinkan ibu bahwa anda tak akan meninggalkannya. Sedangkan suami anda sangat pengertian dan memahami masalah anda dan ibu. Sekarang tinggal bagaimana caranya meyakinkan sang ibu dan mengurangi kekhawatirannya bahwa anda dan suami tak akan meninggalkannya sendirian. Mungkin memang butuh waktu dan kesabaran untuk meyakinkannya. Yakinkan bahwa ibu bukan akan kehilangan perhatian dan kasih sayang anak semata wayangnya, malah sebaliknya dia akan mendapat perhatian tambahan dari anak keduannya (menantu).

Suami anda pernah berbicara/meyakinkan ibu bahwa dia tak akan membawa istrinya dan meninggalkanya? Sebaiknya mungkin bukan hanya anda yang bicara soal ini pada ibu, suami anda juga harus berbicara dan terus meyakinkannya. Kalau perlu keluarga suami juga berbicara dengan ibu, agar ibu lebih yakin.

Untuk meyakinkan ibu tentu tidak cukup hanya dengan kata-kata, tapi lebih efektif dengan tindakan nyata. Kalau ada kesempatan, sekali-sekali ajak ibu ngobrol atau jalan-jalan bareng suami, agar dia tidak merasa diabaikan ketika anda bersama suami. Sekali-sekali ajak ibu berkunjung ke rumah suami atau keluarga suami. Sehingga nantinya dia tak merasa sendiri, tapi merasa menjadi bagian dari keluarga besar anda dan suami. 

Ada satu lagi mungkin yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan kekhawatirannya, yaitu nanti saat cucunya (buah hati anda berdua) lahir. 

Selamat berbulan madu. Jangan lupa berdoa untuk keharmonisan keluarga anda.
smileblankstareaww



__________________


Newbie

Status: Offline
Posts: 1
Date:
Permalink  
 

asslmualaikum
sy ingin curhat tntng pribadi saya.
saya dulu pernah punya seorang kekasih, dan kami sudah bertunangan.
sy dengan kekasih sy jaraknya cukup jauh, krena dia berada di luar kota. sehingga kami menjalani hubungan jarak jauh.
hny sj, dia pencmburu, tiap hari kami bisa bertengkar walaupun hanya lewat handphone. padahal sy tidak ad macm2 ataupun bergaul dgn laki2 dan mnjaga hti utknya.
dan suatu hari, kami sempat terjadi perang mulut antara sy dgn diriny, terjadi salah paham diantara kami, lalu selama 3 minggu dia tidak ada ksh kabar ke sy, smntra status mash bertunangan.
lalu, tiba2 dia putuskan sy dr pertunangan itu, tanpa brbicara langsung dgn ke 2 orgtua sy. dia putuskan pertunangan lewat sms. dan cincin yg ada ditangan sy dia mnt dikembalikan, dan smua brang2 yg dia berikan dia mnt dipulangkan. dan sy pun mengembalikan smua barang2nya.
namun, setelah sebulan lamanya kami putus, tiba2, dia sms sy, dia bilang dia msh cnt sm sy.
dia ingin kembali sm sy.
tapi, seluruh keluarga sy sudah terlanjur tdk suka padanya melihat tindakannya yg sesuka hatinya putuskan tunangan secara sepihak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
namun, krn sy masih syang padanya, akhirnya sy cb buka pintu maaf kpdnya. kebetulan wktu itu bulan ramadhan.
dan ketika lebaran pun akan tiba,dia bilang dia akan datang kerumah dan meminta maaf kepada ke 2 orangtua sy jg keluarga atas kesalahannya dan akan mmprbaiki dirinya lebih baik lg.
namun, ketika lebaran tlah tiba, dan dia datang kerumah, dia tidak ada berbicara khusus kpd ke 2 orgtua sy yg dia bilang dia mau meminta maaf atas ksalahanny itu. sesuai janji yg sebelumnya dia ucapkan. seakan ketika di rumah sy, dia merasa tidak pernah punya salah. dan dia bersikap biasa sj.
ke 2 orgtua sy pun tdk menaruh simpati lg padanya, melihat sikapnya yg seperti itu.
dan yg sy sedihkan, saat di kami sedang keluar jalan2, dia dan sy bertengkar, sy hany diam dan taq mau melawan, trnyt dia cmburu saat sy bicara dengan teman adik sy yg laki2 sedang bertamu ke rumah, pdhal sy hny mempersilahkan temannya utk makan.
namun, prtngkaran itu akhirnya tratasi jg.
tapi, setelah dia balik ke kotanya lg, sekarang dan sampai saat ini sudah hampir 2 minggu, dia tidak ada memberi kabar kepada sy. ternyata dia mnyimpan rasa marh dan cmburunya itu, hngga saat ni hubungan sy dengannya pun ntah berstatus apa. karena dia sudah tidak ada kabr lg selama dua mnggu ni. pdhal dia brjnj akan nikahi sy smpai sy tmat kuliah nant. smentara sikapnya sprt ini, dan org tua sy jg sudah mulai tdk smpati lg dengannya setelah dia putuskan tali pertunangan itu.
sy bingung, sy harus bagaimana trhadapnya kalau2 tiba2 dia menghubungi sy lg? semntara ke 2 orangtua sy sudah tdk suka dengannya, dan dia juga tdk ksh kbr lg pd sy.
apa yang harus sy lakukan kalau dia tiba2 menghubungi sy lg?
bantulah sy, agar sy tidak salah dalam memilih pasangan hidup sy.
hny pd Allah S.W.T sy berserah diri dan mhon ampun.

__________________
mmmm
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard