sy udah 5 th menikah,memang kami dari keluarga yg berbeda...istriku latar belakangnya dari mantan orang yg mampu n sekarang dia seorang peg.negeri sedangkan sy hanya wiraswasta....keluarga istriku selalu mengutamakan gengsi dalam hidup mereka akan tetapi sy orangnya apa adanya(anti berbohong) jd dalam perjalanan hidup kami selalu bertolak belakang alias tidak sependapat...... permasalahan mulai memuncak saat lebaran thn ini dia bersikeras mudik untuk pulang kekampungnya palembang n sy bukan melarang cuma keadaan ekonomi tidak memungkinkan untuk mudik n sy juga ingin bersama2 dgn anak istri disaat lebaran meskipun pas2an dirumah,tetapi dia berpikiran lain sy dibilang benci dgn keluarganya dan diapun beralasan sudah lama tidak bertemu dgn adiknya,kalo dipikir2 apa yg dicari di palembang sedangkan ayahnya tinggal bersama kami n ibunya sudah meninggal 5 th yg lalu......puncaknya disaat kami sedang bertengkar dia meminta sy untuk menceraikannya walaupun udah sering dia meminta tapi malam itu dia sangat serius mengucapkannya!!sy syg dgn anak dan istri sy tetapi lama-lama rasanya sy tidak sanggup menahannya,sy akui dia sanggup mencukupi kebutuhan anak tanpa sy tetapi sy sangat menyayangi kedua anak sy dan sedikitpun sy tidak pernah takut berpisah cuma sy sangat sayang dgn kedua anak sy.............please all kasih masukannya..................
-- Edited by cutax on Sunday 26th of September 2010 08:15:53 PM
Persoalan keluarga istri atau suami emang sering menjadi permasalahan dalam kehidupan rumah tangga. Setiap suami atau istri mungkin pernah mengalami masalah seperti itu. Kadang masalah sepele atau kesalahfahaman bisa memicu pertengkaran bahkan permusuhan diantara keluarga suami/istri. Bisa juga menjadi pemicu pertengkaran antara suami dan istri seperti yang anda alami.
Inti permasalahan anda adalah antara anda dan istri. Beda pendapat hal biasa dalam rumah tangga, tinggal bagaimana mencari titik temu dari perbedaan tersebut. Untuk mencari titik temu berarti harus ada sikap saling memahami dan menghargai pendapat masing-masing. Usaha untuk saling memahami antara suami dan istri adalah usaha tanpa akhir yang butuh kegigihan dan kesabaran.
Dari pengalaman saya sebagai suami (saya sudah 10 tahun menikah dan dikaruniai 2 orang putri) komunikasi adalah salah satu cara untuk saling memahami. Komunikasi yang saya maksud bukan sekedar bicara atau ngobrol, tapi lebih dari itu komunikasi yang intens dan mendalam tentang apa sebenarnya keinginan, harapan atau keluhan pasangan kita. Inti dari komunikasi dimaksud adalah mau mendengar (dengan penuh empati) pendapat masing-masing. Saya pertegas mau mendengarkan bukan minta didengarkan! Dan ini tidak cukup dilakukan sekali atau beberapa kali, tapi terus-menerus. Tak perlu tempat atau waktu khusus, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Bisa malam hari menjelang tidur , setelah anak-anak tidur atau saat santai di hari libur. Yang penting pembicaraan tersebut jangan sampai terganggu oleh orang lain (anak, orang tua, tetangga atau tamu) dan hal lain (acara tv misalnya).
Dari komunikasi yang mendalam itulah nanti akan ketemu perbedaan dan persamaan masing-masing. Akan tergali juga harapan, keinginan dan keluhan yang mungkin selama ini belum terungkapkan. Dari sanalah nanti diharapkan akan lahir sikap saling memahami dan saling menghargai dengan dasar rasa saling menyayangi. Saya percaya anda berdua sama-sama saling menyayangi. Tapi kadang pada saat-saat tertentu rasa sayang itu tertutup emosi dan ego masing-masing.
Ini hanya sekedar saran dari seorang teman.
Semoga masalah anda bida ditemukan solusi terbaiknya.
Persoalan keluarga istri atau suami emang sering menjadi permasalahan dalam kehidupan rumah tangga. Setiap suami atau istri mungkin pernah mengalami masalah seperti itu. Kadang masalah sepele atau kesalahfahaman bisa memicu pertengkaran bahkan permusuhan diantara keluarga suami/istri. Bisa juga menjadi pemicu pertengkaran antara suami dan istri seperti yang anda alami.
Inti permasalahan anda adalah antara anda dan istri. Beda pendapat hal biasa dalam rumah tangga, tinggal bagaimana mencari titik temu dari perbedaan tersebut. Untuk mencari titik temu berarti harus ada sikap saling memahami dan menghargai pendapat masing-masing. Usaha untuk saling memahami antara suami dan istri adalah usaha tanpa akhir yang butuh kegigihan dan kesabaran.
Dari pengalaman saya sebagai suami (saya sudah 10 tahun menikah dan dikaruniai 2 orang putri) komunikasi adalah salah satu cara untuk saling memahami. Komunikasi yang saya maksud bukan sekedar bicara atau ngobrol, tapi lebih dari itu komunikasi yang intens dan mendalam tentang apa sebenarnya keinginan, harapan atau keluhan pasangan kita. Inti dari komunikasi dimaksud adalah mau mendengar (dengan penuh empati) pendapat masing-masing. Saya pertegas mau mendengarkan bukan minta didengarkan! Dan ini tidak cukup dilakukan sekali atau beberapa kali, tapi terus-menerus. Tak perlu tempat atau waktu khusus, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Bisa malam hari menjelang tidur , setelah anak-anak tidur atau saat santai di hari libur. Yang penting pembicaraan tersebut jangan sampai terganggu oleh orang lain (anak, orang tua, tetangga atau tamu) dan hal lain (acara tv misalnya).
Dari komunikasi yang mendalam itulah nanti akan ketemu perbedaan dan persamaan masing-masing. Akan tergali juga harapan, keinginan dan keluhan yang mungkin selama ini belum terungkapkan. Dari sanalah nanti diharapkan akan lahir sikap saling memahami dan saling menghargai dengan dasar rasa saling menyayangi. Saya percaya anda berdua sama-sama saling menyayangi. Tapi kadang pada saat-saat tertentu rasa sayang itu tertutup emosi dan ego masing-masing.
Ini hanya sekedar saran dari seorang teman.
Semoga masalah anda bida ditemukan solusi terbaiknya.
thx bos masukannya,itu dia bos kita sudah sudah sangat sering berkomunikasi dari hati ke hati tapi istri saya selalu memaksakan n saya selalu mengalah mencoba mengerti tetapi akhir2 ini bathin sy sudah mulai menolak/capek dgn semua yg sy jalani selama ini........tolong bos apa yg mesti sy perbuat?