Ini bkn pertama kalinya papa pukul aku... Tapi ini yg paling parah, paling sakit, dan mungkin bakalan lama bekasnya hilang. Pdhl cuma masalah aku bkin adek nangis waktu lagi bercanda-bercanda. Maklumlah, adek masih 9th, trnyata msh blm bs bedain yg namanya bercanda atau bukan.
Plak! sebuah ikat pinggang mendarat di punggung. Perih dan panas memang, tapi tdk seperih hati ini yg terus bertanya-tanya kenapa papa tega melakukan itu ke aku( anak perempuannya cuma gara2 suatu masalah yg wajar bagi kakak beradik kalo lagi bercanda)? apa lg aku sama adek beda 9th,, ya pasti aja aku terus yg kena marah/pukul.. pdhl beliau jg ngga tau persis apa yg bkin adek nangis. Malahan kadang kalo adek nangis dan bkn krn aku, aku yg kena marah lg ...
Kenapa hrs trjadi sama aku ya? aku kan juga manusia... sakit kalo diperlakukan seperti itu
Kekerasan dalam keluarga memang bukan hanya mengakibatkan dampak fisik, tapi justru dampak psikologisnya yang lebih berat dan bisa bertahan lama.
Seorang teman (prempuan) yang suka dipukul ayahnya pernah cerita kepada saya beberapa tahun setelah peristiwa itu. Dampak psikologis dari pukulan itu masih membekas di hatinya sampai saat ini. Walaupun ia sadar ia di pukul karana ia melakukan kesalahan.
Saya pikir, solusi terbaik dari masalah keluarga adalah komunikasi. Ceritakan dengan terbuka keberatan anda atas perlakuan keras ayah anda kepada ayah dan ibu. Namun, tentu saja situasi dan kondisinya harus mendukung. Misalnya saat suasana keluarga sedang tenang atau saat suasana hati ayah anda sedang bahagia.
Utarakan saja dengan jujur dan apa adanya, bahwa anda keberatan dengan cara ayah menghukum anda dengan pukulan . Jelaskan alasan-alasan yang bisa mereka pahami. Jelaskan juga perlakuan seperti apa yang anda harapkan dari ayah dan ibu.
Kalau bisa luangkan waktu untuk bicara berdua dari hati ke hati dengan ayah anda. Bagaimana pun sikap ayah kepada anda (walaupun mungkin itu salah), tetaplah bersikap baik dan hormat padanya. Tunjukan niat baik anda, tunjukan bahwa anda akan memperbaiki sikap anda yang mungkin selama ini membuat ayah tidak berkenan.
Terima kasih, kak. Saran yg bagus, tapi saya belum bisa melakukannya dlm wktu dekat ini. Biasanya setelah kejadian tsb beberapa hari kemudian fine2 saja tanpa ada kata maaf atau membahas2nya lagi, dan semua berjalan seperti biasa. Tapi kali ini berbeda. Trs terang sampai saat ini saya menjadi lbh tertutup terutama pd org tua. Bahkan saya belum bicara sepatah kata pun dgn papa setelah kejadian itu(seminggu lalu). Padahal kami tinggal dlm 1 atap. Sebenarnya saya tdk suka demikian, punya papa tapi "hanya bisa dilihat" dlm arti tdk merasakan keberadaannya. Saya juga tahu apa yg harus saya lakukan, tapi saya belum sanggup memulainya..
Hmm.. Apa boleh saya tahu ttg dampak psikologis teman anda berwujud seperti apa setelah kejadian tsb? mungkin tingkah laku, cara brpikir atau bagaimana? dan kalau sdh seperti itu, solusinya bagaimana?
Perlu waktu dan kesabaran untuk merubah keadaan. yang penting anda berpikir dan bersikap positif dulu terhadap apa yang terjadi dengan diri anda. Kalau anda berpikir negatif dan mengambil langkah negatif, bukankah keadaanya akan semakin negatif.
Mungkin ada baiknya anda tidak tinggal serumah dengan ortu, kalau sekolah kost misalnya atau pilih sekolah yang tinggal di asrama. ini hanya salah satu alternatif aja. itupun klo memungkinkan.
Teman saya itu, sudah memaafkan ayahnya. Setelah menikah dan tak serumah lagi malah dia sering merindukan ayahnya, ingat kasih sayang ayahnya saat dia masih kecil. Ayahnya juga sering berkunjung ke rumahnya. Tak ada dampak psikologis yang berarti. Dia hidup bahagia dengan keluarganya sekarang.