Forum Curhat

Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Si Pincang yang Riang


Senior Member

Status: Offline
Posts: 243
Date:
Si Pincang yang Riang
Permalink  
 


Aku masih ingat sebuah pengalaman inspiratif yang terjadi puluhan tahun lalu.

Pengalaman ini terjadi waktu aku kecil. Aku tak ingat umurku berapa waktu itu. Yang kuingat waktu itu aku baru duduk di bangku sekolah dasar.

Silakan anda simak kisahnya.

Sore hari itu, aku duduk di pinggir jalan di depan rumah. Di seberang jalan aku lihat segerombolan induk ayam dan anak-anaknya--masih seukuran kepalan tangan orang dewasa--tangah asyik mencari makan di rerumputan di pinggir jalan. Jika menemukan serangga atau makanan mereka saling berebut mematuknya.
Sementara sang induk hanya diam memperhatikan. Jika sang induk yang menemukan makanan, ia tak memakannya tapi memanggil anak-anaknya yang akan menghambur berebut mematuknya.

Dari segerombolan anak ayam itu, aku perhatikan ada seekor anak ayam yang agak terpisah dari gerombolan. Anak ayam ini ternyata kakinya pincang, dia hanya bisa berjalan meloncat-loncat dengan satu kaki.

Saat anak-anak ayam lain berlari-lari berpindah tempat, si pincang selalu tertinggal di belakang gerombolan. Tapi, walau dia pincang dan kadang agak diacuhkan oleh sang induk, dia tampak tetap bersemangat mencari makanan di rerumputan. Dia mengorek-orek sampah dan rumput dengan sebelah kakinya, bila menemukan makanan dia mamatuknya dengan riang.

Dengan segala keterbatasan fisiknya, dia tak tampak murung apalagi putus asa. Dia sama riang dan bersemangatnya dengan anak-anak ayam lainnya. Dia tampak begitu gigih dan tegar menghadapi kerasnya kehidupan yang kadang tak kenal ampun.

Kegigihan si anak ayam itu masih aku ingat sampai saat ini. Setiap aku merasa down dan putus asa karena menghadapi masalah berat atau ketika pikiran-pikiran negatif datang menghampiri, aku suka ingat si anak ayam pincang ini. Aku tak mau kalah gigih oleh si pincang yang selalu bersemangat, tak mengeluh, selalu riang dan tak kenal menyerah.

Kadang aku merenung, Tuhan telah memberiku karunia yang tak ternilai, fisik dan akal yang sempurna. Haruskah aku berkeluh-kesah atau bahkan putus asa menjalani kerasnya kehidupan ini? Haruskan aku kalah gigih dan semangat dari anak ayam yang pincang itu?

TIDAK! no Aku tak ingin dan tak akan menyerah menjalani kehidupan ini!
Bagaimana dengan anda?biggrin



__________________

Tarjum

Email : sivalintar@yahoo.com

Blog : http://curhatkita.blogspot.com

           http://www.bisnisrevell.com

Mobile Blog : http://buzzcity.mobi/curhatkita

Facebook : http://www.facebook.com/tarjum

Twitter : @tarjum



Veteran Member

Status: Offline
Posts: 39
Date:
Permalink  
 

Itulah kehidupan...

bukan hanya dengan seseorang yang memakai pakaian rapi yang mengajar kita didepan kelas, bukan hanya dengan buku tebal dan bukan hanya alat telekomunikasi canggih yang bisa menjadi guru dan memberikan kita ilmu...
tapi dengan alam sekitar, bahkan yang bahasanya tidak kita ketahui, kadang juga memberikan kita pelajaran hidup yang besar...

marilah, mulai perhatikan dan jaga lingkungan kita...
jangan hanya perduli dengan diri sendiri...

saya harus bisa mendapat ranking 1 !
saya harus bisa menjadi seorang pejabat !
saya harus bisa menjadi seorang perwira !

tapi...saya harus bisa menghargai hidup saya ^^

__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard