Aku punya masalah yang berakar sejak aku kecil, dan efeknya sampai sekarang ini.
Mamaku seorang yang perfeksionis, dia tdk pernah puas akan apa yang dia punya termasuk tidak pernah puas dengan anak2nya.. di pandangan saya, bahkan dia tidak puas dengan hidup nya. Saya sering sekali mendengar beliau berkata kalau dia kecewa karena sampai pensiun pun Papa saya tidak berani berkembang sehingga hidupnya hanya begini2 saja. Lalu dia juga sering mengeluh tentang kami anak2nya karena dia menganggap kami semua malas2 dan aneh. Beliau juga terlihat tidak senang karena kami anak2nya memiliki sifat yang menurutnya lebih condong ke arah keluarga Papa, bukan ke arah keluarganya yang selalu dia banggakan.
Semasa kecil aku sering sekali dipukuli dan dimaki oleh beliau. Semasa SD kelas 1-2, beliau tidak mau menerima nilai ulangan ku kalau tidak dapat 100 bulet. Bahkan nilai 90 saja, beliau masih memarahi. Lama kelamaan entah karena saya bosan sekolah atau mungkin tidak mampu lagi mendapat nilai2 seperti itu, nilai2ku mulai menurun. Bisa dibayangkan seperti apa beliau marah. Aku masih bisa ingat setiap hari aku selalu ketakutan untuk pulang, karena aku tahu di rumah pasti lalu aku akan dipukuli lagi karena tidak bisa mengerjakan pe er, atau dapat nilai jelek waktu ulangan. Pun di sekolah, aku tidak merasa bahagia. Teman2 ku jahat; aku sering diejek entahlah karena apa, tapi mungkin karena aku dulu gemuk dan rambutku mengembang. Sewaktu adikku lahir, rasanya hati ini lebih sakit lagi karena adikku sangat sangat pintar. Mama bangga sekali dengannya dan pernah suatu hari beliau berucap di depanku "Mama mau sekolahkan adek di Amerika aja biar ngga jadi kayak kamu!"
Tetapi pada masa2 itu aku merasa lebih kuat; mungkin karena pada jaman masih sekolah itu, banyak kegiatan2 rohani yang diwajibkan sehingga walaupun wajib, tapi efeknya aku pun jadi dekat dengan Tuhan. Justru sekarang2 ini aku merasa sangat lemah dan jauh dari Tuhan. Pada akhirnya, adikku yang selalu dibanggakan oleh mama, jatuh ke dalam kegagalan (tidak naik kelas pada waktu SMA; sedangkan aku tidak pernah tinggal kelas walaupun langganan nilai jelek) dan beliau frustasi. Beliau sering bertengkar dengan adik dan dalam sesi pertengkaran itu, beliau akan mulai menyalahkan semua orang. Jujur saja aku tidak suka disalahkan atas kesalahan yang bukan perbuatanku. Adikku yang terbiasa menjadi bintang, pun mengalami depresi. Dia menjadi sakit2an dan hal itu juga membuat Mamaku semakin pusing. Mereka sering bertengkar menyalahkan satu sama lain. Jujur saja aku tidak tahan dengan keadaan seperti ini setiap hari.
Yang menjadi hal yang mengganggu bagi ku adalah; dengan kejadian ini, ku menjadi sangat tidak percaya dengan suatu hal yang disebut pernikahan. menikah, membentuk keluarga, menurutku semua adalah hal yang bull****. menikah tidak berarti bahagia, lihatlah Mama ku, tidak pernah ada dalam kehidupannya beliau bersyukur; baru setelah saudara ditimpa musibah beliau baruteringat akan betapa masih beruntungnya kehidupannya. Aku juga merasa takut kalau cara Mama mendidikku akan terbawa ke caraku mendidik anak kelak, dan itu menjadikanku untuk lebih takut lagi membentuk sebuah keluarga! Aku tak mau suatu anak2ku kupukul atau kumaki, tapi bagaimana kalau hal itu terjadi tanpa kusadari...? Lalu dengan sifatku yang aneh ini, apakah aku bisa menjalani hubungan yang sehat dengan seseorang? semuanya terasa berat.
Entahlah, mungkin aku anak durhaka karena membicarakan permasalahan keluarga terutama orang tua di forum terbuka. Tapi aku butuh sekali tempat melampiaskan semuanya, terutama karena aku tidak punya teman2 yang bisa dipercaya. Aku punya banyak teman, dan hubunganku dengan mereka baik; namun hanya sebatas itu saja. Terakhir kali aku membutuhkan support dari orang2 yang kupercaya sebagai teman2 baik, ternyata pada saat itu juga aku 'dikeroyok' oleh mereka untuk hal yang sama sekali tidak berhubungan. Jadi.. ya, aku sangat2 membutuhkan tempat untuk melampiaskan semuanya.
Sepanjang kita menyadari bahwa tak ada yg sempurna di dunia ini, maka kesadaran ini akan membawa kita dalam menerima segala kekurangan diri sendiri dan orang lain. dan selama kita bisa membedakan sikap yg baik dan buruk ditambah pengalaman sendiri hendaknya bisa nenjadi guru yg terbaik dalam mendidik anak dikemudian hari. tak perlu takut akan pernikahan dan cara mendidik anak..moga sukses..
pengalamanmu persis sama denganku...tapi sekarang berbanding terbalik, dahulu adikku yang selalu dibangga-banggakan mama karena cantik, pintar dan selalu melimpahkan materi kepada mamaku, sekarang terpuruk karena perbuatannya sendiri yg membuat malu keluarga, dan abangku yang juga sangat pintar dan selalu mendapat juara umum, namun begitu selesai sekolah malah memilih menikah muda dan tidak perduli dengan mama dan adik2nya, dan aku yang dahulu sangat penurut dan menjadi tempat pelampiasan amarah mereka, namun kini hanya aku anaknya yang bisa merawat mama di usia tuanya karena mama tidak pernah nyaman dengan anak2 yang dibanggakannya kecuali aku, dan itu merupakan kado terindah dari buah kesabaran.........
Gak perlu takut dengan semua itu. Kamu sudah sangat menyadari kesalahan mama kamu. Berarti sekarang kamu belajar menahan diri dan memperbaiki kesalahan mama kamu itu dalam mendidik anak2 kamu nantinya.
No one perfect. Termasuk mama kamu. Baik buruk nya, itu mama kamu. Apapun yg terjadi, lakukanlah yg terbaik untuk orang tua kamu, kamu masih punya papa. Bikin beliau bahagia. Lakukan semua pekerjaan kamu juga untuk Tuhan.
Belajar bersyukur apa yg telah kamu dapat dan kamu perbuat. Jika di cemooh atau di jelek2an. Kamu tahan dulu, lalu kamu doa. :D
