Masalah kejiwaan banyak dialami banyak orang, namun jarang yang mau mengemukakanya secara terbuka, baik kepada teman, saudara atau keluarga sendiri. menngapa?
Memang kebanyakan orang yang menderita depressi berat atau gangguan mental / kejiwaaan menjadi sangat tertutup, dan ini adalah salah satu gejala yang alami.
Mereka menjadi sangat 'inward' dan sulit membuka diri , malu, rendah diri, low self esteem, tidak percaya diri dan banyak lagi. Yang penting dalam menyikapi situasi 'inward' ini jangan sampai terjadi 'kemandegan' sehingga berkutat didalamnya dan tidak mampu keluar dari lingkaran tsb. selayaknya naluri binatang yang sedang terlyuka misalnya, mereka lebih cenderung menyembunyikan diri untuk proses penyembuhan.
Mereka (penderita gangguan kejiwaan) menutup diri mungkin juga karena persepsi masyarakat kita saat ini yang cenderung mengenggap penykait kejiwaan sebagai penyakit yang memalukan bagi si penderita maupun bagi keluarganya. Keluarga si penderita juga cenderung kurang peduli (karena ketidak tahuan mereka) terhadap si penderita. Pihak keluarga kadang mengenggap si penderita tidak punya masalah, karena secara fisik memang tampaknya sehat.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang sukar mengungkapkan masalah kejiwaan yang dialami:
Mas Tarjum telah menulis tentang stigma yang ada di masyarakat. Memang pandangan masyarakat pada umumnya masih tidak menguntungkan orang yang menderita masalah kejiwaan. Masyarakat masih menganggap semua masalah kejiwaan sama dengan gila, padahal kenyataannya tidak demikian.
Kekeliruan yang lain adalah menganggap bahwa orang yang mengalami masalah kejiwaan adalah orang yang lemah atau bahkan kurang kuat imannya.
Dari pihak orang yang mengalami masalah sendiri ada keraguan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan emosi atau perasaan. Juga gejala-gejala kejiwaan yang dialami kadang-kadang terasa begitu aneh atau menakutkan sehingga ia takut untuk membicarakannya.